Saturday, January 10, 2015

Mainan Berbahaya Untuk Anak



Mainan Berbahaya Untuk Anak

Di zaman sekarang ini mainan berbahaya untuk anak sudah banyak dijual dipasaran. Ibu-ibu sebaiknya berhati-hati untuk memilah milih mainan yang baik untuk anak. Jangan sampai anak-anak membeli mainan yang sembarangan dan membahayakan kesehatan untuk anak. Mainan yang dijual dipasaran dengan harga murah belum tentu bagus untuk anak. Jadi sebaiknya ibu-ibu harus lebih ekstra waspada dalam memperhatikan anak-anaknya

AirAsia QZ8501



AirAsia QZ8501

Minggu, tanggal 28 Desember 2014 pagi kita mendengar berita duka dari salah penerbangan di Indonesia. Yaitu berita duka dari AirAsia QZ8501 yang sedang terbang dari Surabaya menuju Singapura, namun tiba2 kehilangan kontak dan menghilang. BASARNAS (Badan Sar Nasional) pada hari itu juga langsung mencari pesawat AirAsia yang menghilang tersebut. Sampai sekarang tanggal 11 Januari 2015 sudah 15 hari pencarian dan ada 48 jenazah yang sudah ditemukan.
Hingga sampai hari ke 15 ini pencarian pesawat Airasia QZ8501 pun masih belum dihentikan. Basarnas, kepolisian, dan tni masih berusaha menemukan korban-korban pesawat ini. Dan masih berusaha mencari black box. Agar tahu inti dari permasalahan ini mengapa pesawat AirAsia bisa jatuh. Dan dapat meninjau lagi kedepannya agar tidak ada pesawat yang jatuh lagi dan memakan banyak korban.

PROSES YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI



PROSES YANG MEMPENGARUHi PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Pendahuluan
Dalam pengambilan keputusan diorganisasi, para ahli telah melakukan studi dan telah mengemukakan beberapa teori yang dapat dijadikan rujukan untuk orang-orang yang berada diorganisasi untuk dapat mengenali dan menyikapi penjelasan serta proses dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan merupakan suatu unsur yang penting didalam organisasi. Jika tidak diamati secara seksama, beberapa dampak negatif dan hal yang tidak diinginkan dalam organisasi dapat terjadi. Untuk itu melalui makalah ini, kami dari kelompok III, menempatkan beberapa aspek pengambilan keputusan yang mempengaruhi dalam organisasi. Dari tahapan/ proses sampai dengan kesimpulan dan saran yang nantinya dapat pembaca temui melalui makalah ini.

Pengertian Keputusan. [1] Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Pengertian Organisasi. Suatu unit sosial yang dikordinasikan secara sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi pada suatu basis yang relatif bersinambung untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan.

Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua
bentuk, yakni keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram [2]

Keputusan terprogram
Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.

Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana ada suatu kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah yang timbul. Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar mengenali bentuk, hakekat dan dampaknya


Hubungan Antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah [problem], kesadaran akan adanya suatu masalah dan suatu keputusan perlu diambil yang merupakan suatu isu perseptual. Setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap suatu informasi. [3] 

PENGERTIAN PERSEPSI
Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan yang dapat ditangkap oleh panca indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif.
Menurut Daviddof, persepsi adalah suatu proses yang dilalui oleh suatu stimulus yang diterima panca indera yang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga individu menyadari yang diinderanya itu.
Menurut Notoatmodjo (2005), ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut:
1. Faktor Eksternal

Kontras. Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.
Perubahan Intensitas. Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
Pengulangan [repetition]. Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat perhatian kita.
Sesuatu yang baru [novelty]. Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita daripada sesuatu yang telah kita ketahui.
Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak. Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian seseorang.

2. Faktor Internal

Pengalaman atau pengetahuan. Merupakan faktor yang sangat berperan penting dalam menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.
Harapan [expectation]. Sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus.
Kebutuhan. akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara
berbeda. Misalnya seseorang yang mendapatkan hadiah  sebesar 30 juta akan
merasa banyak sekali jika ia hanya ingin membeli sepeda motor, akan tetapi ia akan merasa sangat sedikit ketika ia ingin membeli sebuah rumah.
Motivasi. Mempengaruhi persepsi seseorang dan membangkitkan semangat seseorang. Seseorang yang termotivasi untuk rajin belajar maka orang tersebut menginterpretasikan malas sebagai sesuatu yang negatif.
Emosi. Seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang
ada. Misalnya seseorang yang sedang patah hati maka orang tersebut akan mempersepsikan semuanya serba sakit hati.
Budaya. Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai sama saja.

Pelaku persepsi. Bila seorang individu memandang pada suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu. Dan di dalam persepsi itu sendiri tergantung dari tingkat pendidikan, jika seseorang itu pendidikannya tinggi maka persepsinya sangatlah baik, jika seseorang itu minim akan pendidikan maka persepsinya kurang begitu baik. Dalam faktor pelaku pesepsi ini terdiri atas sikap, motif, pendidikan, tujuan, manfaat, kepentingan, pengalaman dan pengharapan.

Target. Karakteristik-karakteristik dari target yang diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Karena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dan latar belakangnya mempengaruhi persepsi., seperti kecenderungan kita untuk megelompokkan benda-benda yang berdekatan atau mirip. Faktor target ini terdiri atas hal baru, gerakan,bunyi, ukuran, latar belakang dan kedekatan.

Situasi. Penting bagi kita melihat konteks objek atau peristiwa. Unsur-unsur di lingkungan kita juga sangat mempengaruhi persepsi kita. Faktor situasi ini terdiri atas waktu, keadaan/tempat kerja, dan keadaan sosial.
Proses Yang Mempengaruhi Dalam Mengambil Keputusan
Proses yang mempengaruhi. Adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi individu ataupun kelompok baik maupun tidak baik yang mengakibatkan terjadinya perubahan sikap, perilaku serta kebiasaan terhadap indvidu maupun kelompok tersebut.Dalam proses mempengaruhi ini juga terdapat beberapa faktor–faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir sebuah keputusan. Berikut ini adalah elemen-elemen dalam proses mempengaruhi disuatu organisasi, yaitu:
orang yang mempengaruhi
metode mempengaruhi
orang yang dipengaruhi

Sedangkan metode untuk mempengaruhi, diantaranya:
Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam mempengaruhi individu maupun kelompok.
Kharisma (daya tarik), dapat dikatakan metode ini merupakan metode yang cukup baik dan tidak setiap individu memilikinya. Pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian.

Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan :
Antara perseorangan
Kelompok dengan seseorang
Seseorang dengan kelompok

Hubungan antara Kekuasaan dan Pengaruhnya menutut analisis French-Raven:
Analisis Etzioni
Analisis Nisbel [4]

Proses pengambilan keputusan secara rasional.
Pengambilan keputusan yang optimal adalah rasional. Artinya dia membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas tertentu. Pilihan-pilihan dibuat mengikuti model pengambilan keputusan enam langkah.
Model Rasional, Rujukan terhadap pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai, berikut ini enam langkah dalam model pengambilan keputusan rasional, diantaranya:
Penetapan masalah, masalah itu ada karena adanya kesenjangan antara keadaaan nyata dan keadaan yang diinginkan dari persoalan yang ada. Banyak keputusan buruk berasal dari pengambilan keputusan yang meremehkan persoalan atau menetapkan masalah yang salah.
Identifikasi masalah, langkah ini membawa kepentingan nilai dan pilihan-pilihan yang dianggap relevan. Mengidentifikasikan kriteria keputusan itu penting, karena apa yang dianggap relevan oleh seseorang belum tentu relevan bagi orang lain.
Alokasikan bobot pada kriteria, mempertimbangkan yang sudah diidentifikasikan sebelumnya untuk memberi prioritas yang benar dalam keputusan.
Kembangkan Alternatif, yang mungkin bisa berhasil menyelesaikan masalah.
Evaluasi alternatif, pengambilan keputusan secara kritis menganalis dan mengevaluasi masing-masing. Dilakukan dengan memeringkat setiap alternatif bedasarkan masing-masing kriteria. Kekuatan dan kelebihan dari masing-masing alternatif menjadi jelas ketika dibandingkan dengan kriteria dan bobot yang ditetapkan dalam langkah kedua dan ketiga.
PIlihan alternatif terbaik, mengevaluasi masing-masing alternatif terhadap kriteria bobot dan memilih alternatif dengan skor total tertnggi.
Asumsi model pengambilan keputusan yang rasional:

Kejelasan masalah. Masalahnya harus jelas dan tidak mendua. Pengambilan keputusan diasumsikan memiliki informasi lengkap sehubungan dengan situasi keputusan.
Pilihan-pilihan diketahui. Diasumsikan bahwa pengambil keputusan dapat mengidentifikasi semua kriteria yang relevan dan dapat mendaftarkan semua alternatif yang dapat dilihat.
Pilihan yang jelas. Rasionalitas mengasumsikan bahwa kriteria dan alterbatif dapat diperingkatkan dan ditimbang untuk mencerminkan arti pentingnya.
Pilihan yang konstan. Diasumsikan bahwa krteria keputusan secara specifik itu konstan dan bahwa beban yang ditugaskan kepada mereka itu stabil sepanjang waktu.
Tidak ada batasan waktu. Pengambilan keputusan rasional dapat memperoleh informasi lengkap tentang kriteria dan alternatif karena diasumsikan bahwa tidak ada batas waktu.
Pelunasan maksimum. Pengambilan keputusan rasional akan memilih alternatif yang menghasilkan nilai yang dirasakan paling tinggi.

Intuisi
Sebagai suatu proses tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang tersaring, instuisi berjalan secara tak bergantung dengan analisis rasional, keduanya saling melengkapi [komplementer]. Pengambilan keputusan instuitif dapat memutuskan dengan cepat dengan informasi yang terbatas. Kemungkinan dapat menggunakan instuisi dalam mengambil keputusan, yaitu: [5]

Bila tidak ada kepastian dalam tingkat yang tinggi
Bila hanya sedikit preseden yang diikuti
Bila variabel-variabel kurang dapat diramalkan secara ilmiah
Bila fakta terbatas
Bila fakta tidak dengan jelas menunjukan jalan untuk dituruti
Bila data analisis kurang berguna
Bila ada beberapa penyelesaian alternatik yang masuk akal untuk dipilih
Bila ada waktu terbatas dan tekanan untuk segera mengambil keputusan yang tepat.


Tiga Kriteria Keputusan ETIS
Kriteria Utilitarian, keputusan yang diambil bedasarkan hasil atau konsekuensi organisasi. Tujuan utilitariananisme ini cenderung mendominasi keputusan bisnis, seperti: efisiensi, produktivitas dan laba yang tinggi.
Kriteria yang menekankan pada hak. Kriteria ini mempersilahkan individu pada hak untuk mengambil keputusan yang konsisten dengan kebebasan dan keistimewaan mendasar, seperti hak keleluasan pribadi [privacy], kebebasan berbicara dan proses hak perlindungan.
Kriteria menekankan kepada keadilan. Kriteria ini mensyaratkan individu untuk mengenakan dan memperkuat aturan-aturan secara adil dan tidak berat sebelah, sehingga ada pembagiaan manfaat dan biaya yang pantas. Ketiga kriteria tersebut mempunyai keuntungan dan kewajibannya masing-masing dalam penerapannya.

Hubungan PemIMpin dalam organisasi
Pengertian kepemimpinan adalah faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi serta manajemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing secara baik.
Definisi kepemimpinan menurut Stephen P Robbins, “the ability to influence a group toward the achievement of goals”. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai serangkaian tujuan. Kata “kemampuan”, “pengaruh” dan “kelompok” adalah konsep kunci dari definisi Stephen P. Robbins.[6]
Prinsip pertama dalam kepemimpinan adalah adanya hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Tanpa yang dipimpin tidak ada orang yang perlu memimpin. Prinsip kedua adalah bahwa pemimpin yang efektif menyadari dan mengelola secara sadar dinamika hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin. [7]
Pembuatan keputusan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi ada berbagai faktor yang ikut mempengaruhinya, sehingga untuk melakukan aktivitas pembuatan keputusan perlu adanya faktor-faktor yang mendukung. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan, yaitu:
Dinamika Individu dalam Organisasi. Pembuatan keputusan di pengaruhi kedinamisan perubahan individu. Orang yang berpendirian kuat akan lebih mudah di perkiraan pola pikirnya daripada orang yang labil. Hal tersebut penting untuk di pahami oleh seaorang pemimpin dalam pelibatan individu terhadap suatu keputusan.
Dinamika Kelompok dalam Organisasi. Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan harus mempertimbangkan kedewasaan dan kepribadian kelompok kerja dalam organisasi. Kedewasaan tersebut meliputi kesediaan memecahkan kepentigan pribadi dan kelompok untuk kepentingan organisasi, melaksanakan kewajiban dan menerima haknya untuk kepentingan organisasi, membina kerjasama serta kreatif dan inovatif demi peningkatan kerja dalam organisasi.
Dinamika Lingkungan. Semua situasi dan kondisi mempengaruhi dalam pembuatan keputusan. Sehingga pemimpin mesti melihat dengan jelas lingkungan yang berpengaurh terhadap keputusan, kemudian mampu dalam memanipulasi dan mendayagunakan lingkungan sebagai alat untung membantu mengambil keputusan.


Contoh Kasus
Dari penjelasan diatas dapat diambil contoh, dalam kasus pengambilan keputusan yang baru ini sedang ramai dibicarakan public, yaitu dengan adanya pembentukan rancangan undang-undang (RUU) Pilkada tak langsung yang diusulkan oleh partai dari koalisi merah putih.
Pembentukan RUU ini mengusulkan agar pemilihan kepala daerah (PILKADA) dipilih langsung oleh DPRD. Tentu saja ini membuat perdebatan antara kubu partai koalisi merah putih dengan partai-partai  yang mendukung pemerintahan jokowi yang lebih menghendaki PILKADA secara langsung. Keputusan yang dilakukan oleh partai merah putih ini membuat perdebatan diantara semua kalang, termasuk rakyat Indonesia. Pasalnya dari koalisi merah putih ini menyatakan pembentukan RUU PILKADA ialah bagian untuk membela rakyat, sedangkan menurut kubu lain ini bukanlah membela kepentingan rakyat melainkan kepentingan partai. Kedua kubu ini saling berdebat dalam pengambilan keputusan yang pada akhirnya akan di sahkan oleh MPR. Dan pada akhirnya kubu merah putih ini memenangkan keputusan yang mereka buat dengan terbentuknya pengesahan UU PILKADA tak langsung oleh MPR.

Kesimpulan:
Dari penjelasan model yang telah disampaikan diatas, dapat disimpulkan seorang pemimpin harus dapat membuat rencana setelah alternatif terbaik dipilih, untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Disini kita harus melihat resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan.
Disamping itu, pada tahap implementasi keputusan pemimpin juga perlu tindakan bila masalah baru muncul dalam pembuatan keputusan, serta merancang persiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Implementasi keputusan yang telah diambil harus selalu dimonitor. Pemimpin harus meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan. 
Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya ditentukan oleh salah satu aspek semata-mata, melainkan antara sifat, perilaku, dan  kekuasaan-pengaruh saling menentukan sesuai dengan situasi yang mendukungnya. Kekuasaan-pengaruh mempunyai peranan sebagai daya dorong bagi setiap pemimpin dalam mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah perilaku yang dipimpinnya ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Selain itu, seorang pemimpin harus bertanggung jawab atas keputusannya yang dibuat dan tidak menyalahkan aturan yang ada. Dalam membuat keputusan itu pemimpin akan mempengaruhi terhadap anggotanya dan tentunya harus membuat organisasi itu maju, dengan kata lain satu orang dapat memengaruhi semua orang jika keputusannya itu sesuai dengan tujuan organisasinya.


RESUME
PROSES YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Stephen P Robbins
Perilaku Organisasi, Jilid I, Edisi 9 Sandiego State University;
indeks Kelompok Gramedia.

  Pengambilan keputusan adalah unsur yang penting dalam kehidupan organisasi.   Organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikordinasikan secara sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih, untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan. Orang-orang dalam organisasi selalu saling menilai. Dalam banyak kasus penilaian ini mempunya banyak konsukuensi untuk organisasi. Oleh karena itu pengambilan keputusan merupakan baian penting dalam perilaku organisasi.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah [problem]. Terdapat penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan keadaan yang diinginkan, yang menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Terdapat 2 faktor menyebabkan stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. yaitu Faktor Eksternal:
Kontras, perubahan intensitas, pengulangan dan sesuatu yang baru. Sedangkan Faktor internal terdiri dari: Pengalaman atau pengetahuan, harapan, motivasi, emosi dan budaya.
Dalam proses pengambilan keputusan yang optimal adalah dengan rujukan terhadap pilihan dan memaksimalkan nilai  (rasional). Terdapat enam langkah dalam model pengambilan keputusan rasional, yaitu: penetapan masalah, identifikasi masalah, alokasikan bobot kriteria, kembangkan alternatif, evaluasi alternatif dan pilihan alternatif terbaik.
Bila para pengambil keputusan berhadapan dengan suatu masalah dan mengevaluasi alternatif itu rendah, model rasional memberikan suatu dekriptif yang cermat tentang proses keputusan. Tetapi situasi tersebut merupakan kekecualian, kebanyakan keputusan dunia nyata tidak mengikuti model rasional. Berikut ini adalah peninjauan suatu bukti yang besar untuk memberikan deskripsi yang lebih akurat tentang bagaimana sesungguhnya keputusan dalam organisasi diambil: Rasionalitas terbatas, instuisi, identifikasi masalah, pengembangan alternatif dan membuat pilihan untuk menghindari informasi yang terlalu sarat. Selain itu terdapat tiga kriteria etis yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan, diantaranya: Kriteria ultitarian, kriteria hak dan kriteria keadilan. Dengan memerhatikan dan menerapkan tiga kriteria tersebut organiasi memberikan wewenang dan mempunyai keuntungan terhadap masing-masing individu diorganisasi.
Peran-peran indivdu/ kelompok didalam organisasi dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi hasil keputusan diorganisasi, diantaranya adalah peran pemimpin, pengaruh pemimpin dalam organisasi dapat menjadikan organisasi yang siap dan komitmen dalam mengambil keputusan atau sebaliknya. Dengan kata lain satu orang dapat memengaruhi semua orang jika keputusannya itu sesuai dengan tujuan organisasinya.

.

.