Saturday, November 29, 2014
Ari dan Tari
Nama: Yusliana Iskantika
Kelas: 2KA07
NPM: 19113625
Ari, Tari, dan Angga
Ari atau nama lengkapnya Matahari Senja adalah salah satu siswa di SMA Airlangga. Semua murid di SMA Airlangga takut kepadanya karena dia mendapat julukan sebagai pentolan di SMA tersebut. Tetapi Ari yang dikenal sebagai pentolan dan pembuat onar di SMA Airlangga tersebut sebenarnya mempunyai sisi baik dan lembut. Ari hanya merasa kesepian karena saat dia dirumah tidak ada satupun yang memperhatikannya. Ya, orang tua Ari sudah lama meninggal sejak peristiwa kecelakaan yang terjadi ketika Ari masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sejak saat itu sifat Ari berubah drastis. Ari yang dahulu anak yang pendiam, sekarang berubah menjadi anak yang pembuat onar disekolahnya. Namun meskipun Ari selalu membuat onar disekolahnya, tak menutup kemungkinan kalau Ari adalah salah satu siswa yang berprestasi disekolahnya.
Tari atau nama lengkapnya Matahari Jingga adalah salah satu siswi di SMA Airlangga. Seorang gadis yang masih duduk dikelas sepuluh dan sangat menyukai aksesoris bernuansa oranye. Seperti siswa siswi lainnya, Tari adalah siswi yang taat pada peraturan sekolah. Kehidupan Tari yang sebelumnya biasa saja seketika berubah semenjak Tari bertemu dengan Ari.
Pagi ini adalah pagi yang cerah. Hari pertama bagi siswa siswi yang telah usai mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) untuk mengikuti upacara pertama mereka dengan memakai baju seragam putih abu-abu. Semua murid di SMA Airlangga sudah baris di lapangan. Tak terkecuali Tari yang dari tadi sudah baris di barisan kelasnya dengan aksesoris bernuansa oranye itu. Upacara yang kira-kira baru berjalan selama 20 menit tetapi sebagian siswa sudah tidak kuat menahan panasnya sinar matahari. Ya, memang pagi ini adalah pagi yang sangat terik. Matahari pun sangat antusias mengerjakan tugasnya. Ari, seorang pentolan di SMA Airlangga lagi-lagi terlambat mengikuti upacara. Tidak heran jika Ari terlambat, karena bukan sekali atau dua kali ini saja Ari terlambat. Bahkan terlambat pun sudah menjadi makanan sehari-hari bagi pentolan SMA Airlangga ini. Upacara masih berlangsung. Semua murid SMA Airlangga masih berbaris di lapangan dan mengikuti upacara dengan hikmat. Tiba-tiba Ari datang, karena Ari tahu kalau pintu gerbang ditutup, jadi Ari mencoba menyelinap masuk melewati semak-semak yang berada di samping sekolah, yang tempatnya tidak jauh dari barisan kelas sepuluh. Peraturan sekolah ketika upacara, laki-laki baris didepan dan perempuan baris dibelakang. Jadi Ari berusaha masuk ke barisan laki-laki tanpa ketahuan satu guru pun. Ari pun baris didepan perempuan yang bernuansa oranye ini. Dilihatnya Tari yang sudah tidak kuat menahan panasnya sinar matahari pagi ini. Karena tidak tega melihat Tari, akhirnya dihadangnya panas sinar matahari itu dengan tubuh Ari yang tinggi. Seketika Tari pun merasa bingung sekaligus berterima kasih kepada Ari. Tidak terasa upacara sudah berlangsung selama 30 menit. Pembina upacara pun akhirnya menyuruh pemimpin upacara untuk membubarkan barisannya. Upacara pun selesai. Namun ada perasaan sedih ketika pemimpin upacara membubarkan barisannya. Ya, Tari penasaran ingin tahu nama laki-laki yang telah menjaganya dari panasnya sinar matahari itu. Dilihatnya Ari yang sudah pergi meninggalkannya dan berjalan menuju kantin. Namun Tari tidak bisa mengejarnya karena dia harus masuk ke kelas. Pelajaran pun berlangsung tetapi Tari tidak bisa fokus mengikuti pelajaran yang sedang diajarkan gurunya di papan tulis. Diketuknya kepalanya dengan menggunakan pinsil namun tak juga berhasil. Yang ada dipikirannya adalah kejadian yang telah dialaminya tadi ketika upacara sedang berlangsung. Tari masih penasaran dengan nama laki-laki itu.
Hari kedua masuk sekolah dengan memakai seragam putih abu-abu. Dicarinya laki-laki yang melindungi dirinya dari panasnya sinar matahari tersebut. Tidak tinggal diam, Tari pun mencoba bertanya kepada teman-temannya setelah upacara usai. Namun teman-teman Tari juga tidak ada yang mengetahui identitas laki-laki tersebut. Tiba-tiba salah satu teman dekat Tari menhampirinya. Sebut saja Fio. Dia datang dan membawa kabar gembira untuk Tari. Ya, kabar yang sudah dari kemarin ingin didengarnya. Identitas tentang laki-laki yang melindungi Tari kemarin. Fio berkata namanya adalah Matahari Senja kelas XII IPA 1. Tidak sampai disitu saja, Fio pun juga mendapatkan kontak laki-laki itu. Tari pun merasa sangat senang dan berterima kasih kepada Fio. Dipandanginya kontak Ari dengan perasaan senang sekaligus bingung. Tari ingin mengucapkan terima kasih kepada Ari namun Tari bingung harus berkata apa.
Sesampainya dirumah Tari masih juga memandang kertas yang bertuliskan nomor handphone Ari itu. Akhirnya Tari membulatkan tekadnya untuk menghubungi Ari dan mengucapkan terima kasih sekaligus salam perkenalan. Dikirimnya sebuah pesan singkat Tari untuk Ari. Dipandanginya jam dinding yang terdapat dikamar Tari. Dinyalakannya handphone dan dimatikannya berulang-ulang memastikan bahwa ada pesan balasan Ari atau tidak. Sudah larut malam namun Ari tak juga membalas pesan singkat Tari.
Pagi hari. Dilihatnya handphone Tari, memastikan Ari balas atau tidak pesan singkat yang Tari kirim untuknya. Ternyata pesan singkat itu dibalas oleh Ari. Tidak seperti rumor kebanyakan yang bilang kalau Ari itu sombong dan galak. Tetapi berbeda drastis ketika Tari sudah mengenalnya langsung. Ari begitu ramah kepadanya meskipun hanya baru bertemu satu kali saja. Mulai dari pesan singkat yang dirim oleh Tari kepada Ari akhirnya mereka pun begitu akrab satu sama lain sekarang. Bahkan mereka menjadi sahabat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
About Me
Blog Archive
.

No comments:
Post a Comment